Tuesday, December 1, 2009

Bermain Inline Skate Diatas Track Roller Coaster

Dirk Auer atlet Inline skating Jerman mencetak rekor dunia baru setelah memacu sepatu skate nya yang sudah di modifikasi diatas lintasan roller coaster Kota Stuttgart berjarak 860 meter dengan kecepatan 56mph hanya dalam satu menit!





READ MORE»

Ikan Purba Manado Gegerkan Peneliti Dunia



Dua nelayan asal Malalayang, Manado, Yustinus Lahama dan Delfie, tidak menyangka ikan hasil tangkapannya pada 19 Mei 2007 di perairan Teluk Manado cukup menggegerkan dunia.

Pasalnya, ikan yang diketahui para ilmuwan dunia itu sejenis Latimeria menadoensis atau Coelacanth merupakan ikan purba yang sebenarnya sudah dianggap punah sejak 65 juta tahun lalu.
Sekarang ikan tersebut telah dipajang dan membuat gempar peserta dari berbagai negara yang ikut dalam ajang World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, 11-15 Mei 2009.

Yustinus mengatakan, ikan purba tersebut ditangkap ketika tersangkut kail miliknya. Ketika ditarik tampak seekor ikan dengan panjang lebih kurang satu meter dan berat 30 kg disertai bintik-bintik putih.

Ikan itu didapat pada kedalaman sekitar 105 meter di pantai Malalayang, pukul 08.00 Wita, 19 Mei lalu. “Meski tergolong besar, ikan tersebut tampaknya tidak melakukan perlawanan ketika diseret hingga ke dalam perahu,” katanya, mengisahkan penangkapan itu.

Menurut data berbagai sumber, Coelacanth diartikan sebagai “duri yang berongga” berdasarkan kata Yunani coelia (berongga) dan acanthos (duri). Ini merujuk pada fisiknya yang berduri pada sirip yang berongga.

Coelacanth adalah ikan yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Diperkirakan, sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu, sampai sebuah spesimen ditemukan di timur Afrika Selatan, di perairan Sungai Chalumna tahun 1938.

Namun, sejak itu Coelacanth ditemukan di Komoro, perairan Pulau Manado Tua di Sulawesi, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar, dan Taman Llaut St Lucia di Afrika Selatan.

Di Indonesia, khususnya di sekitar Manado, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut. Coelacanth terdiri dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Sampai saat ini, telah ada dua spesies hidup Coelacanth yang ditemukan, yaitu Coelacanth Komoro, Latimeria chalumnae, dan Coelacanth Sulawesi, Latimeria menadoensis.

“Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru-paru ini dianggap telah punah semenjak akhir masa Cretaceous, sekitar 65 juta tahun yang silam,” kata Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsrat Manado, Prof KWA Masengie.

Menurut dia, ada seorang iktiologis (ahli ikan), Dr JLB Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939.

Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang kurator museum dan lokasi penemuan ikan itu.

Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 meter.

Di luar kepulauan itu, sampai tahun 1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambik, Madagaskar dan juga Afrika Selatan. Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama.

Pada tahun 1998, enam puluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup Coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.

Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan purba itu secara fisik mirip Coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya.

Ketika ikan itu ditangkap dengan jenis yang lain oleh dua nelayan di Manado, informasinya langsung menghebohkan warga hingga terdengar oleh Gubernur Sulut SH Sarundajang. Gubernur Sulut SH Sarundajang selaku penggagas pelaksana WOC, langsung mencari ikan tersebut dengan mengundang sejumlah peneliti dari berbagai akademisi, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ikan tersebut langsung diamankan di Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, disimpan di cold storage agar bisa terus bertahan hingga pelaksanaan WOC dan kepentingan ilmiah.

Manado Ocean Declaration (MOD) sudah disepakati pada WOC yang diikuti ribuan peserta dari 80 lebih negara di Manado, serta telah mencatat sejarah tentang penyelamatan laut dan konservasinya. Namun, keberadaan ikan purba yang ternyata masih berada di perairan di dunia ini tetap mencuatkan ide agar Coelacanth menjadi maskot WOC.

Koordinator Media Center WOC Roy Tumiwa di Manado mengatakan, ikan purba itu sudah dijadikan bahan diskusi di tingkat pemerintah dan stakeholder kelautan.

Keberhasilan menyelenggarakan WOC telah menjadikan Kota Manado terkenal ke berbagai penjuru dunia. Namun, akan lebih terkenal lagi bila ikan purba coelancanth kelak dijadikan maskot WOC.
READ MORE»

KD Akui Operasi Plastik!

Kris Dayanti memutuskan untuk terbuka dan apa adanya. Usai mengaku memakai narkoba, KD biasa sapa akrabnya, juga jujur mengatakan dirinya sudah melakukan operasi plastik di hidung, dada dan wajahnya. Wow..!“Selama ini saya memang melakukan operasi plastik. Tapi, saya melakukannya secara benar dan secara resmi. Saya cuma ingin menunjukan bahwa kalau operasi plastik itu, harus ditempat resmi dan jangan sembunyi-sembunyi,” jelas KD, saat ditemui di acara peluncuran buku terbarunya My Life My Secret, di Grand Indonesia, Jalan MH. Thamrin, Kebon Kacang, Jakarta Pusat.

KD mengakui sudah melakukan operasi plastik pada bagian hidung, dada dan wajahnya di Jakarta dan Singapura beberapa tahun lalu. Untuk itu semua, KD melakukannya dengan sepengetahuan suami dan keluarganya.

Untuk memberikan pengakuan ini pun, KD juga sudah mendapatkan ijin dari suami, keluarga dan teman-temannya.

“Saya sudah minta ijin kepada suami dan tanya kepada teman-teman. Mesti sempat kaget, tapi mereka menerima. Bahkan akhirnya antusias,” katanya.

Atas pengakuan jujur telah melakukan operasi plastik, pelantun tembang Menghitung Hari menghapus pernyataan sebelumnya beberapa tahun lalu yang mengatakan tidak pernah melakukan operasi plastik.



KD Sebelum dan sesudah Operasi Plastik.
READ MORE»

Indonesia Tahan Imbang MU tahun 1975

Pada 1 Juni 1975, PSSI Tamtama mampu menahan imbang Manchester United tanpa gol.




Banyak sekali hal yang terjadi di ibukota pada 34 tahun lalu.

Gubernur Ali Sadikin menetapkan Stadion Menteng sebagai tempat untuk pelestarian warisan budaya, Operasi Seroja dilancarkan terhadap Timor Timur, Deep Purple menggelar konser di Senayan, dan Indonesia meraih gelar Piala Uber untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Jepang, 5-2.

Kemudian pada hari Minggu yang cerah, 1 Juni 1975, Manchester United memainkan pertandingan pertamanya di Tanah Air, melawan PSSI Tamtama di Senayan, Jakarta.

Jakarta baru dihuni 3,5 juta penduduk, masih terlihat hijau, dan lalu lintas belum semrawut seperti sekarang ini. Tepat pada hari itu, cuaca di Jakarta mencapai 27 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban sebesar 72 persen.

Susunan Skuad

PSSI Tamtama: Ronny Paslah, Sutan Harhara, Oyong Liza, Suaib Rizal, Iim Ibrahim, Anjas Asmara, Nonon, Waskito, Junaedi Abdillah, Risdianto, Andi Lala.

Manchester United: Alex Stepney, Alex Forsyth, Arthur Albiston, Gerry Daly, Jimmy Nicholl, Jim McCalliog, Trevor Anderson, Sammy McIlroy, Stuart Pearson, David McCreery, Anthony Young.

Indonesia Dilatih Wiel Coerver

Pada awal Mei 1975, Wiel Coerver ditunjuk sebagai pelatih baru timnas senior, yang kala itu disebut Indonesia Tamtama.

Coerver sendiri bukanlah seorang pelatih yang minim prestasi. Pada musim 1973/74, ia sukses membawa Feyenoord sebagai klub pertama asal Belanda yang meraih titel Piala UEFA.

Didampingi asisten pelatih Wim Hendriks, Coerver diharapkan membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 1978. Lantas, laga melawan Ajax dan Manchester United dalam turnamen segitiga dijadikan ajang pemanasan sebelum Pra Olimpiade 1976 melawan Korea Utara.

Pertandingan PSSI Tamtama melawan Manchester United merupakan partai pembuka.

Kondisi Manchester United

Tommy “The Doc” Docherty membesut Setan Merah sejak akhir musim 1972. Ia mampu menyelamatkan MU dari jurang degradasi, tapi gagal pada musim berikutnya. Alhasil, MU terpaksa memainkan musim 1974/75 di Divisi Dua (kala itu, Divisi Utama merupakan kompetisi top flight Inggris).

Trio emas George Best, Denis Law dan Bobby Charlton sudah meninggalkan klub. Ironisnya, Denis Law pindah ke Manchester City pada musim 1973/74, dan justru golnya dalam derby Manchester mengakibatkan MU terdegradasi. Ia menolak merayakan gol tersebut bersama rekan-rekannya.

Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff didatangkan untuk menggantikan peran Best, Law dan Charlton. Meskipun ketiganya tak mampu menyamai kualitas pendahulu mereka, MU mampu menjuarai Divisi Dua, sekaligus kembali ke Divisi Utama untuk musim 1975/76. Siapa sang juara Divisi Utama 1974/75? Tepat sekali: Derby County!

Jalannya Pertandingan

Sumohadi Marsis, wartawan Kompas kala itu, meliput langsung pertandingan tersebut.

“MU ternyata mengecewakan pengurus PSSI maupun masyarakat penggemar sepakbola sejak mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, sehari sebelum pertandingan,” kenang Sumohadi.

“Mereka tidak datang dengan seluruh pemain intinya seperti yang telah dijanjikan kepada PSSI. Rombongan mereka hanya 14 orang, terdiri atas 12 pemain, seorang pelatih, dan seorang manajer.”

Sumohadi menambahkan, MU menerima bayaran $25.000 untuk dua pertandingan, angka yang lebih kecil dibanding tawaran dari Manchester City untuk satu pertandingan, sehingga ditolak oleh PSSI.

“MU bermain ala kadarnya, asal tidak kebobolan. Ketika terjadi pergantian pemain pada babak kedua, yang masuk sebagai pengganti adalah pemain nomor 15 bertubuh gendut bernama Tommy Docherty, yang tidak lain adalah sang manajer!” ujar Sumohadi.

Menurut pengamatan Sumohadi, tugas “The Doc” di hadapan 70.000 penonton yang memadati Stadion Senayan adalah untuk mengganggu pergerakan trio penyerang Indonesia, yaitu Waskito, Risdianto, dan Andi Lala.

“Tak heran, hanya dalam lima menit Docherty terkena kartu kuning dari wasit Kosasih Kartadireja. Ujungnya, pertandingan berakhir tanpa gol karena gawang Ronny Pasla juga jarang dihajar tembakan penyerang MU,” katanya.

Pasca Pertandingan

Dua hari kemudian, MU dikalahkan dengan skor 3-2 oleh Ajax Amsterdam, yang menempati urutan ketiga Eredivisie Belanda musim itu karena kalah bersaing dengan PSV dan Feyenoord.

Selanjutnya pada 5 Juni, Ajax dipastikan menjuarai turnamen ini dengan kemenangan 4-1 atas PSSI Tamtama. Satu-satunya gol Indonesia dicetak oleh Waskito.

READ MORE»

Bocah Raksasa, Usia 9 Tahun, Berat 146 kg


Dengan tinggi 158 cm dan berat 146 kg, Dzhambik Khatokhov bisa mewujudkan cita-citanya sebagai pegulat Olimpiade mewakili negaranya, Rusia. Tetapi bocah sembilan tahun ini tak pelak memicu kontroversi.

Dengan postur seperti itu, Jambik (demikian panggilannya) bisa menjadi bocah tergemuk di dunia dan ia pun semakin ngetop di lingkungannya. Tetapi dokter menjadi miris, karena Jambik terlalu gemuk dan itu mengancam kesehatan berikut nyawanya.

“Dia terus tumbuh, ke atas dan ke samping. Apa yang bisa saya perbuat? Karena memang beginilah dia, sebagaimana diciptakan Tuhan,” kata Nelya, 42, ibu Jambik.

Agar gampang membayangkan betapa berat Jambik, bocah ini kira-kira sama dengan berat empat sampai lima teman sekelasnya. Ukuran sepatunya 8 atau sama dengan 38 di Indonesia. Meski lahir dengan ukuran normal, saat berusia setahun, beratnya sudah mencapai 13 kg.

Soal kekuatan, jangan pernah meragukan Jambik. Pada usia tiga tahun, ia sudah bisa mengangkat beban seberat 15 kg. “Dia sudah bisa mengangkat batu-batu besar dan ember berisi air,” kata Nelya.
Karena itu, agar barang-barang di rumah tidak rusak, harus ada modifikasi. Misalnya kursi dan sofa harus dibuat dari kayu dan desain khusus agar tidak patah bila diduduki Jambik. Begitu juga sepeda dan benda-benda beroda lain, harus ada penyesuaian.



Ketika ditanya apakah dia ingin kurus, Jambik agak ragu-ragu. ”Tidak tahu. Eh.. tidak, saya senang seperti ini,” katanya.

Jambik punya dua kakak laki-laki yang ukurannya biasa-biasa saja, bahkan cenderung kurus, yaitu Rezvan, 21, dan Mukhamed, 17. Nelya bercerai dari suaminya ketika mengandung Jambik. “Jambik sangat mudah dilahirkan, lebih gampang dari kedua kakaknya,” kata Nelya yang berprofesi sebagai perawat.

Kondisi ini menarik perhatian dokter Inggris Ian Campbell yang kemudian menghabiskan waktu sepekan untuk meneliti Jambik dan keluarganya dua tahun lalu. Menurut Campbell, kondisi kesehatan Jambik mengerikan. “Bobot seberat itu berarti risiko terserang diabetes, penyakit jantung dan kanker sangat besar. Dengan seberat itu waktu muda, tentu harapan hidupnya sangat berkurang,” kata Campbell.



Selain dari Campbell, Nelya kerap mendapatkan peringatan dari tetangga dan rekan-rekannya. “Mereka menasihati seolah-olah saya tidak khawatir dengan kondisi anak saya,” kata Nelya.

Menurut Nelya, sejak berusia enam bulan, Jambik telah menjalani berbagai pemeriksaan. Semua dokter ingin tahu mengapa bocah itu berkembang seperti tanpa kendali. Tetapi tak satupun menemukan ada yang salah. “Ketika berusia lima bulan saya bawa dia ke klinik di Moskow dan kami menjalani pemeriksaan lengkap, termasuk scan semua organ dan tes hormone. Namun hasilnya, semua sangat sehat, dari jantung, hati dan semuanya. Jadi saya tidak lagi khawatir dan yakin dia akan hidup lama dan bahagia,” kata Nelya.

Soal makanan ia tidak membatasi, karena Jambik punya aktivitas olahraga yang keras juga, sehingga tidak ada salahnya dia menyediakan semua keperluan dan keinginan Jambik. ”Saya berusaha menyediakan makanan yang sesehat mungkin. Kami tidak melarangnya makan permen atau makan es krim sesukanya, karena olahraganya juga kuat. Tetapi tentu saja dia tidak hanya makan es krim dan fast food atau permen,” katanya.

Pada 2004, Jambik ditemani Nelya ke Jepang untuk belajar sumo yang dianggap cocok untuk postur dan kekuatan Jambik. Namun di situ Nelya kecewa, karena ada yang menganggap bahwa dia menyuntikkan steroid untuk memacu pertumbuhan badan anaknya. ”Mereka pikir saya pembunuh? Bagaimana mungkin mereka mengira seorang ibu tega melakukan itu kepada anaknya?” kata Nelya.

Soal olahraga, sekarang Jambik punya penyaluran, yaitu belajar gulat. Ia berlatih gulat lima kali dalam sepekan. Ia juga suka berenang. “Saya ingin menjadi atlet ketika dewasa. Atau lebih baik, juara Olimpiade,” tutur Jambik.

Namun kesulitan justru menimpa Khasan Teusvazhukov, 48, pelatih gulatnya. Ia semakin sulit mencari lawan seimbang untuk Jambik, karena bobot rekan-rekan seusianya hanya seperlimanya.

READ MORE»

Misteri bangkai Hiu Zuiyo Maru

Pada tanggal 14 Juli 2009 kemarin, seekor hiu purba dari jenis basking shark terdampar di Long Beach. Penemuan hiu ini segera mengingatkan saya akan sebuah misteri yang masih sering diperdebatkan hingga kini. Misteri yang saya maksud adalah penemuan bangkai makhluk misterius di Selandia Baru oleh kapal pemancing Jepang. Bangkai ini adalah bangkai hewan paling terkenal di dunia dan sering disebut dengan bangkai Zuiyo Maru.


Pada pagi hari tanggal 25 April 1977, sekitar 50 km timur Christchurch, Selandia Baru, Sebuah kapal pemancing Jepang bernama Zuiyo Maru tanpa sengaja menjaring satu bangkai hewan dari kedalaman 300 meter. Sekilas, bangkai itu terlihat seperti seekor Plesiosaurus, dinosaurus air yang paling ternama.


Bangkai itu memiliki bau menyengat, beratnya sekitar 1.800 kg dan panjangnya sekitar 10 meter. Menurut para awak kapal yang mengukurnya, panjang leher makhluk itu sekitar satu setengah meter. Ia juga memiliki empat sirip yang besar dan kemerahan dengan ekor sepanjang dua meter. Tidak ada organ internal yang tersisa, namun daging dan lemaknya masih ada terpaut dengan tulangnya. Michihiko Yano, seorang penyelia bagi perusahaan Taiyo Fishery Company yang kebetulan hadir saat penemuan itu segera mengambil foto, mengukur bangkai itu dan membuat sketsanya.

Sayangnya, walaupun para awak kapal mengetahui bahwa bangkai itu adalah sebuah penemuan penting, kapten kapal bernama Akira Tanaka memutuskan untuk membuang bangkai itu kembali ke laut karena ia tidak ingin mengacaukan usaha mereka untuk menangkap ikan. Untungnya sebelum mereka membuang bangkai itu ke laut, mereka memotong sebagian sirip hewan itu sebagai sampel.


Berita penemuan itu segera tersebar luas dan menimbulkan Plesiosaur mania di seluruh Jepang. Data-data yang diambil oleh para awak kapal kemudian diserahkan kepada para peneliti. Sebagian peneliti yang melihat foto bangkai tersebut percaya bahwa bangkai itu adalah seekor Plesiosaurus. Namun ilmuwan lain skeptis.

Lalu sekelompok ilmuwan bertemu untuk membahas identitas bangkai itu. Dan hasil diskusi mereka dipublikasikan pada Juli 1978 oleh
La Societe Franco Japonaise D'Oceanographie dengan judul "Collected Papers on the Carcass". Herannya, komite ilmuwan itu masih tidak bisa mencapai kata sepakat mengenai identitas bangkai itu.

Perdebatan antara ilmuwan itu sebenarnya dapat dipahami mengingat bahwa seekor dinosaurus yang hidup berdampingan dengan manusia sangat bertentangan dengan teori Evolusi yang dipercaya oleh sebagian besar Ilmuwan. Karena itu untuk mengerti perdebatan ini, saya membagi para ilmuwan ini kedalam dua kelompok, yaitu Evolusionist dan Creationist.

Evolusionist adalah mereka yang percaya dengan teori evolusi Darwin bahwa makhluk hidup (dinosaurus) berevolusi menjadi makhluk modern seperti yang kita kenal sekarang. Dan tentu saja mereka juga percaya bahwa manusia adalah makhluk modern hasil evolusi dari primata yang lebih rendah (seperti seekor lemur yang baru-baru ini diklaim sebagai missing link). Sedangkan Creationist adalah mereka yang percaya bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan (inteligent design). Bagi creationist, manusia yang hidup berdampingan dengan dinosaurus bukanlah hal yang aneh atau tidak masuk akal.

Creationist percaya bahwa bangkai itu adalah seekor Plesiosaurus, salah satu jenis Dinosaurus, atau paling tidak makhluk prasejarah lainnya. Sedangkan Evolusionist percaya bahwa itu adalah seekor "Basking Shark" atau Cetorhinus Maxius.

Salah satu ilmuwan Evolusionist paling terkenal yang bernama Kuban mengatakan, " Beberapa bukti menunjukkan bahwa bangkai Zuiyo Maru adalah seekor hiu besar, kemungkinan adalah basking shark." Ia juga mengkritik sekitar 15 Ilmuwan yang menyatakan bahwa bangkai itu adalah "fosil hidup". Kuban menyimpulkan bahwa bangkai tersebut Basking Shark karena ia menemukan protein bernama elastodin yang hanya ditemukan di Hiu.

Namun, argumen ini dapat dengan gampang didebat. Bukankah tidak ada yang pernah mengetahui apakah elastodin juga terdapat pada hewan purba seperti dinosaurus. Lagipula, bukankah hiu juga termasuk hewan prasejarah ? Jadi apabila ditemukan elastodin didalam bangkai itu, tidak berarti bangkai itu adalah seekor basking shark.

Lagipula, para evolusionist dengan gampang mengabaikan kesaksian para awak kapal. Para awak kapal yang menemukan bangkai itu mengatakan bahwa mereka melihat ada empat sirip dan dua dari antaranya adalah sirip atas. Selama proses penyelidikan mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak melihat sirip tunggal (sirip dorsal) seperti yang terdapat pada hiu. Sirip ganda adalah atribut normal yang biasa terdapat pada makhluk-makhluk prasejarah seperti plesiosaurus.

Untuk lebih jelasnya, lihatlah perbandingan antara bangkai itu dengan basking shark. Apakah anda melihat kesamaannya?


Hingga kini, para evolusionist masih terus mencari missing link (walaupun kadang mereka mengklaim sudah menemukannya, namun kadang mereka sendiri akhirnya menjadi ragu), sedangkan creationist terus mencari bukti bahwa dinosaurus pernah atau masih hidup berdampingan dengan manusia (Nessie contohnya). Saya kira ini akan menjadi pertarungan sains yang sangat seru.
READ MORE»

Manohara Tanpa Make Up

Lebih cantik? Lebih seksi? Atau malah sebaliknya?




READ MORE»

Detik-Detik Terjadinya Kecelakaan Felipe Massa

Sesi kedua kualifikasi GP Hongaria sempat dihentikan saat pembalap Brasil, Felipe Massa mengalami kecelakaan. Mobil Ferrari itu menabrak tembok. Dalam tayangan ulang televisi, ada sebuah benda yang terbang menghantam helm Massa sebelum dia menabrak tembok pembatas. Apakah itu? Ini dia :












READ MORE»

Ibu Manohara Dugem & Buka Kerudung




Masalah Manohara Odelia Pinot seakan tak ada habisnya. Belum habis masalah satu, sudah muncul yang lainnya. Kali ini yang ketiban sial adalah kakak Manohara yang bernama Dewi. Belakangan muncul beredar di internet pose Dewi yang disinyalir duduk di sofa sebuah diskotek di Jakarta sambil memegang gelas champagne. Saat dikonfirmasikan, sang ibunda Daisy Fajarina tak menampik kebenaran foto tersebut.

"Kalau masalah foto itu, itu foto-foto ulang tahun saya yang ke-42, tanggal 20 Desember 2008," ungkap Daisy di acara preskon bersama Manohara yang didampingi pengacara dari Malaysia di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Selatan.

Disela Manohara, dirinya memang ikut saat acara berlangsung. Tapi ia menegaskan, walaupun di situ terlihat Dewi minum champagne, namun dirinya tidak ikut-ikutan. "Saya tidak minum dan saya berani untuk diperiksa," tantangnya.

Disinggung soal tempat yang ada di foto itu, mantan model yang sekarang berkiprah di dunia sinetron ini mengaku benar berada di suatu tempat dugem. Namun ia membela diri dan menganggap hal itu wajar saja.

"Siapa sih yang nggak suka dugem? Pasti di antara kalian juga suka dugem. Buat Mano itu biasa, dan itu banyak orang lain juga. Kenapa Mano aja yang disorot," tukasnya.

Selain foto Dewi, yang juga tersebar adalah satu foto Daisy yang mengenakan rok mini dan tanpa mengenakan jilbab. Ditanya soal itu, wanita yang pernah menikah tiga kali dengan George Marks, Thomas Rowman, dan Reigner Pinot ini santai saja. Ia juga membenarkan foto itu. "Di Perancis pun saya pernah buka jilbab. Memang kenapa? Jangan dipikirkan secara negatif. Kalau berpikir seperti itu dangkal," ujarnya.

"Mama kan waktu itu habis pulang umroh, jadi Mama sekarang putuskan pakai jilbab. Apa salah? Yang penting moralnya," sambung Manohara membela sang Mama.
READ MORE»

Alien Hidup Terekam Warga Menghebohkan Ahli UFO










Alien bertubuh mini ini menurut penemunya sempat hidup. Videonya telah diputar pada pertemuan Kongres UFO, Februari 2009, dan mencengangkan banyak ahli dan pengamat UFO.

Beberapa warga Mexico yang menemukan alien ini, seperti diberitakan Disclose TV, sangat ketakutan. Makhluk itu masih hidup dan bergerak ketika pertama kali ditemukan. Mereka lalu memasukkannya ke dalam air, dan setelah 30 menit kemudian ternyata alien masih hidup. Sangkin takutnya warga membiarkannya di dalam air kembali selama semalaman, dan pada besok harinya mereka melihat sudah mati.
READ MORE»